ECE

CONTOH CERITA DONGENG DENGAN METODE WAYANG KERTAS

Di negeri sebrang, terdapat sebuah hutan yang rimbun nan asri. Para hewan bercengkrama dan tinggal berdampingan dengan damai. Mereka selalu bermain dan berbincang bersama, hingga di suatu siang datanglah sebuah makhluk raksasa berbulu lebat dan berbadan besar memasuki hutan tersebut. Para hewan lari terbirit-birit bersembunyi karena merasa takut akan kehadiran makhluk besar tersebut. [Cerita ini diperagakan dengan wayang gambar].

Melihat keadaan tersebut sang raksasa pun berkata “Wahai penduduk hutan, perkenalkan aku Baba dari desa batu, sudah 2 malam aku tersesat di hutan ini, bolehkah aku meminta tolong pada kalian untuk memanduku keluar dari hutan ini?” tanya Baba. Namun tak seorang pun menjawab pertanyaannya. “Hem baiklah, sepertinya kalian masih kaget dan merasa takut akan kehadiranku.” Lalu Baba pun pergi melanjutkan perjalanannya di hutan itu. [Cerita ini diperagakan dengan wayang gambar].

Tak lama kemudian, satu persatu para hewan keluar dari tempat persembunyiannya. Mereka saling berbincang. “Hufft.. siapa dia mengapa badannya besar sekali.. aku takut melihat sosoknya” tutur semut. “Iya aku juga takut, badannya tinggi dan besar sekali. Hem..sebenarnya aku ingin membantunya namun aku takut jika aku keluar dan menampakkan diri didepannya ia akan menangkapku dan menjadikanku santapan makan siangnya.. hiiih seram sekali..” ucap kelinci ngeri. “Ih aku tidak berani membayangkannya Kelinci, namun aku merasa kasihan dengannya, pasti dia merasa sedih karena tersesat di hutan ini seorang diri, namun sayapku tak sanggup bergerak untuk menghampirinya”. Kata burung sambil merintih ketakutan. [Cerita ini diperagakan dengan wayang gambar]. 

Keesokan harinya, kelinci merasa lapar ia pun berjalan-jalan di sekitar pohon apel dan berusaha menggoyang-goyangkan pohon apel tersebut. Lalu tak lama kemudian terdengarlah suara teriakan.“Hei kelinci, apa yang kau lakukan dengan tempat tinggalku. Aku jadi terbangun karena kau, aku mengira tadi sedang terjadi gempa bumi” teriak ibu burung. [Cerita ini diperagakan dengan wayang gambar].

“Maaf ibu burung, aku merasa lapar dan ingin sekali memakan buah apel merah itu, sudah sejak lama aku menginginkan buah tersebut. Tapi aku tidak bisa memanjat untuk mendapatkan buah lezat itu” ucap kelinci. [Cerita ini diperagakan dengan wayang gambar].

“Oh jadi karena itu kamu menggoyangkan pohon apel ini, baiklah tunggu disana akan kucoba ambilkan buah apel ini untukmu”. [Cerita ini diperagakan dengan wayang gambar].

Ibu burung pun mencoba menggoyangkan buah apel itu dari rantingnya dan “Ahhhhh.. sakit sekali paruhku ahhh…” karena terlalu bersemangat paruh ibu burungpun menabrak daging buah apel tersebut. “Aduh sakit sekali paruhku, maaf kelinci aku tidak bisa membantumu untuk mengambilkan buah ini. Coba kau minta tolong ke kera dia kan pintar sekali memanjat” Ucap ibu burung. [Cerita ini diperagakan dengan wayang gambar].

“Maafkan aku ibu burung karena membantuku engkau jadi terluka, sejak kemarin aku sudah mencari kera namun aku tidak menemukannya, sepertinya ia sedang pergi ke desa sebrang untuk berburu mengumpulkan pisang.” Tak lama kemudian terdengarlah suara derap kaki yang sangat keras “Halo kelinci dan ibu burung, tidak sengaja aku mendengar percakapan kalian tadi, maukah kalian aku bantu untuk mengambil buah apel tersebut, badan ku besar sehingga aku sanggup untuk mengambilnya.” Babapun langsung mengambil buah apel tersebut tanpa menunggu jawaban dari kelinci dan ibu burung. “Ini apel untukmu wahai kelinci. Senang bertemu dengan kalian.” Ucap Baba. [Cerita ini diperagakan dengan wayang gambar].

Kelinci dan ibu burung pun masih terbengong kaget, namun sang kelinci langsung berusaha mengambil apel yang diberikan Baba dengan tangan gemetar. “I..iya.. terimakasih ya Baba, kamu telah membantuku untuk mengambil Apel ini, senang bertemu denganmu juga.” [Cerita ini diperagakan dengan wayang gambar].

“Cit cit cuit..cit cit cuit…” terdengar suara tangisan anak burung. “Waduh nak, jangan menangis nak.. sayang bobo ooh sayang..uhuk..uhuk..bobo. kalau tidak bobo.. uhuk..” Ibu burung mencoba bernyanyi untuk menidurkan anaknya, namun tidak bisa karena paruhnya terasa sakit. [Cerita ini diperagakan dengan wayang gambar].

“Kalau tidak bobo digigit nyamuk.. sayang bobo..ooh.. sayang bobo.. kalau tidak bobo digigit nyamuk..Bobolah bobo anakku kusayang..” Ucap Baba langsung melanjutkan nyanyian si ibu burung. [Cerita ini diperagakan dengan wayang gambar].

Mendengar nyanyian Baba tersebut, ibu burung dan kelinci makin bengong dan terkaget-kaget. Ternyata Baba memiliki suara yang sangat indah. Anak-anak burung itu langsung tertidur pulas. [Cerita ini diperagakan dengan wayang gambar].

“Terimakasih ya Baba ternyata walaupun badanmu besar dan terkesan menyeramkan namun hatimu baik sekali. Kamu mau membantu kami yang sedang kesulitan. Aku merasa bersalah karena tidak menyambutmu dengan baik di hutan ini kemarin.” Tutur ibu burung. [Cerita ini diperagakan dengan wayang gambar].

“Iya aku juga minta maaf ya Baba, darimu aku belajar untuk tidak memandang orang lain dari penampilannya saja namun aku juga harus melihat dari perilakunya. Sebagai rasa terimakasihku, aku akan memandumu keluar dari hutan ini, bagaimana apakah kamu mau?” tanya kelinci. [Cerita ini diperagakan dengan wayang gambar].

“Wahhh terimakasih yaa ibu burung dan kelinci. Iya memang banyak orang yang merasa takut denganku karena badanku yang besar ini, namun sebenarnya aku tidak suka berbuat jahat pada orang lain. Iya aku mau dibantu olehmu kelinci, terimakasih ya atas bantuannya, aku merasa senang sekali”. [Cerita ini diperagakan dengan wayang gambar].

Akhirnya mereka pun berteman baik, dan Kelinci dengan semangat memandu Baba untu keluar dari hutan itu. [Cerita ini diperagakan dengan wayang gambar].

Buku cerita dongeng dapat dilihat pada link berikut ini: https://www.canva.com/design/DAFZOKxR5Qk/j9yu-N5D9xX0TjU6vx46Ng/edit?utm_content=DAFZOKxR5Qk&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=sharebutton

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *